Rabu, 26 September 2007

Me


weeeee........heeeeeee.....hiiiiiiiii......
emmmmmm gmn????
ya jadi malu nii....

Selasa, 25 September 2007

Akoe


iNi sama yang punya bloog loooo
senyumnya kurang lebar donkzzz
heeeeeeee.....haaaaaaaaaa

Album koe & My Friend's


juelek bgt sih guee......heeeee
kurang so sweat gituuuu

Senin, 24 September 2007

materi tkj

10/100baseT Cat5

Jenis kabel jaringan yang mendukung frekwensi sampai 100 MHz dan kecepatan sampai 1000 Mbps.

Backup

Salinan dari sebuah file yang dibuat untuk memastikan bahwa jika file orisinal rusak atau dihancurkan, maka yang hilang akan diminimalkan dan kebanyakan tidak semua data bisa diperbaiki. Secara khusus, backup dibuat dalam interval reguler, yang disimpan di media yang dapat dipindahkan, misalnya disk Zip, dan diletakkan di lokasi yang terpisah dari komputer.

Broadband connection

Jenis koneksi Internet yang relatif cepat, selalu aktif, dan cocok untuk mempertukarkan file-file besar, misalnya grafis, video, atau musik melalui Internet.

Cable

Jenis koneksi broadband yang populer yang memakai saluran televisi kabel yang sudah ada untuk berhubungan ke Internet. Koneksi kabel jauh lebih cepat dibanding koneksi telepon, membutuhkan modem kabel khusus, dan tidak mengganggu siaran televisi.

Category 5 (Cat5) UTP

Standar industri untuk kabel UTP (unshielded twisted-pair) yang dipakai untuk menghubungkan komputer-komputer di suatu jaringan komputer.

Coaxial

Jenis kabel yang terdiri dari sebuah kabel tembaga yang dikelilingi oleh isolasi dan pelindung lubang kabel yang dihubungkan dengan tanah.

Contacts

Orang yang berkomunikasi dengan Anda di dalam Windows Messenger. Agar ditambahkan ke daftar Windows Messenger Contact, Anda mesti memiliki suatu rekening Passport. Selain itu, Anda perlu menginstal Windows Messenger dan dihubungkan ke Internet untuk berkomunikasi.

Cookie

Kepingan data kecil yang disimpan pada komputer Anda oleh situs Web. Cookie mengaktifkan situs Web untuk mengenali kedatangan kembali para pengunjung dan mengizinkan mereka untuk menyimpan setting masing-masing, seperti nama logon, password, dan setting halaman yang lazim.

Dial-up connection

Suatu jenis koneksi Internet yang memakai saluran telepon Anda untuk menentukan koneksi. Dial-up connection sangat populer tetapi sangat lambat. Komputer Anda menentukan koneksi Internet dengan memakai sebuah modem melalui saluran telepon dan mensyaratkan pemakaian sepenuhnya saluran telepon Anda selama durasi sesi Internet. Dial-up connection hanya cocok untuk pemakaian Internet yang tidak rutin dan pada umumnya terlampau lambat untuk mempertukarkan file-file besar, misalnya grafis, musik, dan video.

Digital Satellite System (DSS)

Jenis dial-up connection yang memakai piring satelit untuk men-download informasi dari Internet. Walaupun piring DSS dapat men-download informasi secara cepat, koneksi ini hanya satu arah, yang berarti bahwa Anda masih harus menentukan dial-up connection melalui saluran telepon untuk memulai sesi Internet dan mengambil informasi.

Digital Subscriber Line (DSL)

Tipe broadband connection yang populer yang memanfaatkan keuntungan dari bandwidth yang tak dipakai dalam saluran telepon reguler untuk mempertukarkan data. DSL jauh lebih cepat ketimbang dial-up connection atau ISDN, tetapi DSL tidak mengganggu pemakaian telepon sehari-hari.

Ethernet crossover cable

Jenis kabel Ethernet khusus yang membolehkan dua komputer berhubungan satu sama lain secara langsung melalui adapter jaringan Ethernet-nya. Dengan kabel Ethernet yang normal, setiap komputer harus berhubungan ke hub jaringan untuk berkomunikasi.

File server

Sebuah komputer pada suatu jaringan yang menyediakan lokasi sentral untuk menyimpan file sehingga semua komputer lain pada jaringan bisa mengaksesnya. Pada umumnya, sebuah komputer yang bertindak sebagai file server mempunyai hard disk yang besar untuk menyimpan file dan beberapa jenis device backup, misalnya drive tape, untuk memastikan bahwa file tidak hilang atau dihancurkan.

File Transfer Protocol (FTP)

Suatu layanan Internet yang didesain secara spesifik untuk mentransfer file-file dari satu komputer pada Internet ke komputer lain. Server FTP di Internet bisa berisi sejumlah file besar, misalnya program atau gambar, yang dapat di-download para pemakai di Internet ke komputer mereka kapan pun mereka mau.

Firewall

Suatu device hardware atau program yang menolong mencegah akses yang tak berwenang ke sebuah komputer melalui koneksi jaringan. Firewall memantau dan menyaring paket-paket yang dikirimkan dan diterima, yang menyediakan rintangan di antara sebuah komputer atau suatu jaringan dan dunia luar.

First-party cookie

Cookie yang diletakkan pada komputer Anda oleh situs Web yang sedang Anda kunjungi. Lihat juga third-party cookie.

Gateway

Sebuah program software, device hardware, atau komputer khusus yang terletak di antara sebuah komputer atau jaringan dan jaringan lain. Gateway pada umumnya dipakai sebagai rintangan protektif di antara jaringan dan Internet, yang mengelola komunikasi masuk dan komunikasi keluar di antara komputer-komputer di jaringan dan Internet. Lihat juga hardware gateway.

Guest

Jenis rekening pemakai yang bisa mengakses program-program yang sudah diinstal pada komputer, tetapi tidak dapat mengganti setting rekening pemakai atau sistem apa pun. Rekening ini cocok untuk seseorang yang hanya membutuhkan akses temporer ke komputer – misalnya, untuk menjelajahi Web.

Guest computer

Sebuah komputer yang menerima koneksi dari komputer lain, yang ditunjuk sebagai host computer.

Hardware gateway

Suatu kombinasi hardware dan software yang menghubungkan suatu jaringan ke Internet. Gateway pada umumnya juga memakai ukuran untuk mengamankan komputer-komputer pada jaringan rumah Anda dari para pengacau dari luar. Anda dapat memakai sebuah komputer Windows XP sebagai Internet gateway bagi jaringan Anda atau Anda bisa membeli hardware tersendiri, yang juga dinamakan gateway, yang Anda hubungkan ke jaringan Anda dan Anda pakai untuk menentukan koneksi Internet.

Home Phoneline Networking Alliance (HomePNA)

Sekelompok pakar industri yang bekerja untuk menstandarkan desain jaringan yang dihubungkan melalui saluran televisi rumah. Standar tersebut mendorong pabrik-pabrik agar memproduksi device yang memanfaatkan keuntungan dari kabel telepon rumah dan mengizinkan interoperability di antara device-device yang berbeda.

Host

Sebuah komputer yang mengawali koneksi dengan komputer lain yang ditunjuk sebagai guest computer.

Industry Standard Architecture (ISA) slot

Ruang di dalam sebuah komputer untuk menginstal perluasan card, misalnya adapter jaringan. ISA slot biasanya berwarna hitam dan pada umumnya ditemukan hanya di dalam komputer-komputer yang sudah kuno.

Infrared (IR) port

Port di dalam sebuah komputer, seringkali dengan plastik merah di sekelilingnya dan bohlam lampu kecil di bawahnya, yang memancarkan radiasi elektromagnetik, yang membolehkan terjadinya transfer data melalui udara.

Instant collaboration

Kemampuan untuk bekerja dengan orang-orang lain yang sesungguhnya melalui Internet. Collaboration mencakup mentransfer file, bersama-sama memakai whiteboard untuk menggambar, dan bersama-sama memakai aplikasi secara kolaboratif, misalnya Microsoft PowerPoint.

Instant communication

Perluasan penyampaian pesan instan dari teks ke modus komunikasi lain, seperti suara dan video. PC berkemampuan multimedia yang menyertakan speaker, mikrofon, atau headset, bisa menghasilkan suara; kamera Web bisa menghasilkan video.

Instant messaging

Cara berkomunikasi di Internet yang di dalamnya pesan-pesan teks dikirimkan dan diterima secara instan. Tak seperti e-mail, yang disimpan di dalam mail server dan bisa di-download serta dilihat oleh seorang penerima kapan saja, instant message mengharuskan Anda dihubungkan ke Internet dan di-logon ke server atau layanan instant messaging.

Institute of Electrical and Electronics Engineers, Inc. (IEEE)

Suatu organisasi profesional teknik yang mengembangkan standar-standar di bidang teknologi elektronika.

Integrated Services Digital Network (ISDN)

Jenis dial-up connection yang memanfaatkan keuntungan dari bandwidth yang tak dipakai melalui saluran telepon reguler untuk mempertukarkan data. Kecepatan transmisi untuk ISDN lebih cepat dibanding dial-up connection, tetapi agak lambat dibanding DSL atau cable. ISDN mensyaratkan pemakaian sepenuhnya saluran telepon Anda untuk menentukan koneksi dan pada umumnya lebih mahal dibanding pilihan-pilihan lain.

Internet connection

Koneksi ke jaringan komputer-komputer di seluruh dunia. Komputer Anda bisa berhubungan dengan memakai modem dan saluran telepon Anda atau melalui broadband connection, misalnya DSL atau cable modem. Ketika Anda dihubungkan ke Internet, Anda memiliki akses ke informasi yang disimpan pada komputer-komputer yang berbeda di seluruh dunia.

Internet Connection Sharing

Fitur di dalam Windows XP dan Windows versi di aatasnya yang mengizinkan banyak komputer pada suatu jaringan memakai koneksi tunggal secara serentak ke Internet.

Internet Service Provider (ISP)

Suatu organisasi atau perusahaan yang menyelenggarakan koneksi langsung ke Internet dan membolehkan Anda memperoleh akses ke Internet. Pada umumnya Anda menandatangani kontrak dengan ISP untuk membayar biaya tertentu dan ISP menyediakan Anda nomor telepon akses, nama pemakai, dan password. Komputer Anda memakai informasi ini untuk berhubungan ke sebuah komputer di dalam ISP, yang pada gilirannya memperlengkapi komputer Anda dengan akses ke Internet. Selain itu, kebanyakan ISP menyediakan layanan dukungan pelanggan dan e-mail.

Internet surfing

Pemakaian browser Web Anda untuk melihat informasi yang disimpan pada banyak komputer berbeda di Internet. Informasi diakses melalui pages yang dikelola sebagai Web sites.

IP address

Jenis alamat khusus yang mengidentifikasi sebuah komputer pada jaringan TCP/IP. Karena setiap komputer pada jaringan TCP/IP (misalnya Internet) mempunyai IP address, maka sembarang komputer bisa menemukan dan mengirimkan pesan-pesan ke sembarang komputer lain yang tersedia di jaringan.

IPX/SPX

Jenis protocol komunikasi yang dipakai oleh komputer-komputer untuk berkomunikasi satu sama lain pada suatu jaringan. IPX/SPX ditemukan oleh Novell dan pada umumnya hanya dipakai pada jaringan model kuno atau jaringan yang memakai software Novell NetWare. Kebanyakan jaringan dewasa ini lebih menyukai TCP/IP ketimbang SPX/IPX, karena TCP/IP adalah protocol yang dipakai di Internet.

Log file

Sebuah file yang merekam kegiatan-kegiatan yang dikerjakan oleh aplikasi, layanan, atau sistem operasi.

Mapping
Pemberian sebuah huruf drive ke suatu folder di jaringan sehingga huruf drive itu muncul di jendela My computer

Senin, 2007 September 17

Bagi Anda pemerhati masalah jaringan komputer pasti sudah sering mendengar istilah DHCP. Bagi mereka yang belum mengerti mengenai DHCP, maka kali ini kami akan sajikan berbagai tanya jawab seputar DHCP, khususnya bagi Anda yang masih pemula.

Apa itu DHCP?
DHCP merupakan singkatan dari Dynamic Host Configuration Protocol.

Apa kegunaan dari DHCP?
Guna dari DHCP sangatlah besar dalam suatu jaringan komputer. DHCP digunakan agar komputer-komputer yang terdapat pada suatu jaringan komputer bisa mengambil konfigurasi (baik itu IP address, DNS address dan lain sebagainya) bagi mereka dari
suatu server DHCP. Intinya dengan adanya DHCP maka akan mampu mengurangi pekerjaan dalam mengadministrasi suatu jaringan komputer berbasis IP yang besar. Bayangkan jika suatu jaringan komputer yang terdiri dari 1000 komputer dan Anda harus mengeset IP address pada masing-masing komputer secara manual. Payah bukan?

Tanya Jawab Seputar DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)


1.Siapa yang menciptakan DHCP? Bagaimana mereka menciptakan DHCP?
DHCP dibuat dan didesain oleh kelompok kerja Dynamic Host Configuration pada Internet Engineering Task Force (IETF). IETF sendiri merupakan organisasi yang mendefinisikan berbagai macam protokol dalam hubungannya dengan internet. Selanjutnya, definisi dari DHCP itu sendiri dituangkan ke dalam suatu dokumen RFC (Request for Comments) dan kemudian Internet Activities Board (IAB) mengkaji statusnya untuk kemudian menjadi suatu standar di internet. Sampai dengan bulan Maret 1996, status DHCP merupakan suatu Internet Proposed Standard Protocol dan sifatnya Elective. Sementara itu BOOTP saat itu merupakan Internet Draft Standard Protocol dan sifatnya Recommended. Untuk melihat lebih jauh mengenai standarisasi internet pada saat itu, silakan akses atau baca RFC1920.

2. Bagaimana perbedaannya DHCP dibandingkan dengan BOOTP dan RARP?
DHCP berbasiskan pada BOOTP dan masih kompatibel dengan teknologi sebelumnya. Perbedaan utamanya adalah BOOTP didesain untuk manual pre-configuration dari informasi host di dalam suatu server database, sementara itu DHCP digunakan untuk memberi alokasi alamat jaringan secara dinamis dan juga konfigurasi penting lainnya bagi host-host yang baru bergabung ke dalam jaringan. Sebagai tambahan, DHCP membolehkan suatu metode recovery dan juga relokasi dari suatu alamat jaringan melalui suatu mekanisme leasing.RARP merupakan suatu protokol yang digunakan oleh Sun dan vendor lainnya yang mana membolehkan suatu komputer untuk mencari nomor IP-nya sendiri, yang mana salah satu parameter-parameter protokol diberikan ke client system dengan DHCP atau BOOTP. RARP tidak mendukung parameter-parameter lainnya dan menggunakannya. Sebuah server hanya mampu untuk melayani LAN tunggal. Sementara itu DHCP dan BOOTP didesain agar mereka bisa di-route pada jaringan.

3. Bagaimana jika alamat IP pada client diberikan secara otomatis tanpa menggunakan DHCP server?
Secara teoritis hal ini sangat mungkin, dimana suatu client atau komputer bisa mengambil sembarang IP address bagi dia sendiri dan kemudian mem-broadcast suatu request kepada komputer-komputer lainnya untuk melihat apakah alamat IP tersebut sudah digunakan atau belum. Appletalk didesain dengan ide seperti itu dan MacTCP pada Apple bisa dikonfigurasi seperti hal tersebut. Namun demikian, metode alokasi IP seperti itu memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

1. Komputer yang memerlukan IP address permanen bisa saja dimatikan dan hal itu membuatnya kehilangan IP address nya dan IP address tersebut bisa digunakan oleh komputer lainnya. Ini bisa berakibat pada masalah kesulitan mencari service yang ada pada jaringan dan juga resiko pada masalah keamanan.

2.Jika pemberikan IP address ini harus diberikan dengan mengikuti suatu range tertentu, maka hal ini akan menimbulkan masalah karena kita harus menentukan range-nya pada masing-masing komputer. Ini akan bisa mengakibatkan terjadinya hidden configuration error dan kesulitan dalam mengganti range-nya di kemudian hari.

4.Dapatkah DHCP memberi alamat IP ke dalam jaringan secara statis?
Ya. Ini bisa diibaratkan bahwa setiap client di dalam jaringan komputer yang menerapkan DHCP selalu akan menerima IP yang sama selamanya. Ini sangat mungkin diimplementasikan dan menurut dokumen RFC, ini merupakan suatu alokasi alamat secara manual tetapi dilakukan secara tersentralisasi.

5.Dapatkah suatu client BOOTP melakukan booting dari DHCP server?
Bisa saja selama DHCP server secara spesifik ditulis untuk juga menghandle BOOTP query.

6.Dapatkah suatu client DHCP melakukan booting dari BOOTP server?
Bisa saja selama client DHCP ditulis secara spesifik untuk menjawab pesan dari suatu BOOTP server.

7.Bisakah suatu DHCP server menjadi backup bagi DHCP server yang lain?
Anda bisa saja memiliki beberapa DHCP server dalam suatu jaringan. Selama server-server DHCP tersebut identik dan memiliki alokasi yang sama bagi semua client dalam jaringan tersebut, maka apabila salah satu DHCP server mati, data konfigurasi bisa diambil dari server DHCP lain yang masih hidup. Untuk itu diperlukan suatu metode komunikasi server-to-server pada server-server DHCP.

8.Di mana DHCP didefinisikan?
Anda bisa membaca dokumen RFC1541, RFC1534 dan RFC1533. Untuk membacanya silakan Anda menuju ke http://ds.internic.net/ds/dspg1intdoc.html

9.Di mana saya bisa baca-baca hal yang lebih luas lagi mengenai DHCP ini?
Silakan Anda ke alamat http://www.bucknell.edu/~droms/dhcp/ atau ke http://info.isoc.org/HMP/PAPER/127/html/paper.html atau seperti biasa, Anda bisa cari di Google atau Yahoo! dengan keyword DHCP tutorial.

10.Fitur apa saja yang ditawarkan oleh DHCP?
DHCP server mengenal tiga macam jenis alokasi, yaitu:

1.Manual allocation: dimana administrator server membuat konfigurasi pada server yang mencatat MAC address dari setiap komputer dan untuk setiap MAC address tersebut sudah ditentukan masing-masing IP address-nya.

2.Automatic allocation: dimana administrator server membuat konfigurasi pada server yang mana hanya mengandung IP address yang nantinya akan diberikan kepada komputer client. Sekali suatu alamat IP terasosiasi dengan suatu MAC address pada komputer, maka ia akan secara permanen diasosiasikan dengan MAC address tersebut sampai administrator server merubahnya secara manual.

3.Dynamic allocation: hal ini sama halnya seperti automatic allocation, tetapi server akan mencatat status peminjaman IP address (leases) dan akan memberikan alamat IP yang lease-nya sudah expire kepada client DHCP atau komputer yang lainnya.

Referensi
OSS/CIT (Operational Support Service), DHCP FAQ, 2004, University at Buffalo

Sumber :
www.sony-ak.com ( ariesa.rahardjo@gmail.com)
[

materi tkj

Minggu, September 23

Tentang Domain Name Server (DNS)

Misalkan anda telah memiliki domain, katakan saja namanya domainku.com. Hal itu baru akan bermanfaat untuk anda jika, orang yang terhubung ke internet dimanapun di seluruh dunia dapat menggunakannya untuk mengunjungi website anda.

Bagaimana supaya komputer teman anda di Malaysia , misalnya, yang terhubung ke internet tentunya, dapat mengetahui bahwa domainku.com adalah alias dari (misalnya) IP address 202.145.6.66? Di dalam komputer teman itu tentu harus ada kumpulan data yang berisi seluruh (puluhan juta) nama domain yang ada di seluruh dunia beserta IP address masing2nya. Apakah demikian? Tidak lah yau Tidak perlu sampai demikian.

Di dalam komputer teman anda itu cukup hanya terdapat alamat (internet) yang dibutuhkan untuk mencari informasi tersebut, yaitu alamat DNS-nya, dimana biasanya disediakan oleh ISP yang menyediakan akses internet bagi teman anda tersebut. Pada DNS server biasanya tersedia sebagian dari data domain-ip dan juga alamat lanjutan untuk meneruskan pencarian jika yang dicari tidak ada di server tersebut. Dan begitu seterusnya sampai domain tersebut dapat diresolve ke IP tertentu. Setelah berhasil di resolve, browser (misalnya Internet Explorer, Firefox, dll) akan langsung menuju IP tersebut dan mengakses website anda. Btw, keseluruhan proses biasanya hanya dalam hitungan detik saja.

Agar nama domain anda dapat ditemukan, maka nama domain anda tersebut harus ada di salah satu DNS server yang terhubung terus menerus ke internet. Untuk itulah pada saat anda mendaftar domain, anda perlu mencantumkan nameserver (yang adalah IP dari server DNS) tempat nama domain anda akan .ditempelkan.. Anda tidak akan diperkenankan mendaftar nama domain jika anda belum menyiapkan server DNS untuk .dihuni. oleh domain tersebut.

Disclaimer :

Informasi diatas tidak dimaksudkan untuk 100% akurat secara teknis, karena dimaksudkan agar pengguna awam paham tentang konsep DNS. Para .tech freak. dilarang protes jika ada proses2 yang terlalu disederhanakan pada penjelasan di atas.

Rabu, September 19

cara cepat tentang dhcp

IP dinamik, dokumen ini menjelaskan secara singkat mengeset DHCP
di mesin Linux. Hanya terjemahan.

DHCP Server Step-by-Step

Apa itu DHCP
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protocol dimana
alamat IP secara otomatis diberikan dari server ke clients. Artinya
DHCP server menghandle pemberian alamat IP, sehingga komputer
yang lain dalamnetwork tidak perlu secara manual mengeset alamat
Ip-nya. Mensetting DHCP server berarti kita mengurangi pekerjaan
kebutuhan setup setting network pada setiap PC yang terkoneksi
dalam satu jaringan.

Untuk setup DHCP server di linux (disini digunakan Redhat 6.0)
diperlukan

LAN yag bekerja dengan baik
dhcpd (dhcp-2.0b1pl6-6.i386.rpm or newer)

Di redhat 6.0 semua yang dibutuhkan dalam kernel telah terkompiled in.
Jika dalam komputer anda ada beberapa network device misalnya:

eth0 - nyambung ke Internet
eth1 - nyambung ke LAN

Anda harus hati2 dalam menentukan interface mana yang akan
mempunyai DHCP service. Misalkan diingankan DHCP server menjawab
request hanya dari eth1, dan tidak untuk eth0 yang yang tekoneksi ke ISP.

Download DHCP server software
Cari di http://ww.rpmfind.net
atau
nohup wget -t0 ftp://ftp.isc.org/isc/dhcp/dhcp-3.0b1pl17.tar.gz

Mengkonfigurasi /etc/dhcpd.conf
Setelah DHCP (either by RPM or by source) terinstall, buat file konfigurasi
/etc/dhcpd.conf. Misalkan internal IP network address adalah 192.168.0.x
maka konfigurasi kira2 akan seperti ini

# /etc/dhcpd.conf
# DHCPD Configuration
default-lease-time 86400; # one day
max-lease-time 86400; # one day

subnet 192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.0.2 192.168.0.250;
option subnet-mask 255.255.255.0;
option broadcast-address 192.168.0.255;
option routers 192.168.0.1;
## The IP address of the name server
option domain-name-servers 192.168.0.1;
option domain-name "mydomain.com";
## If you have Samba acting as a WINS server
option netbios-name-servers 192.168.0.1;
option netbios-dd-server 192.168.0.1;
option netbios-node-type 8;
option netbios-scope "";
}
Jika di Linux box anda memiliki Samba dan DNS maka diperluka ekstra
options yang spesifik dalam konfigurasinya. Jika DNS server anda
123.123.123.123 dan 123.123.123.124 maka diperlukan options berikut:

option domain-name-servers 123.123.123.123 123.123.123.124;

Jika tidak menggunakan Samba acting as a primary WINS server maka
bagian "option netbios-" perlu anda hapus atau di comment out.

Configuring /etc/rc.d/init.d/dhcpd
Jika menginstall DHCP dari paket rpm akan langsung didapat filestart up
/etc/rc.d/init.d/dhcpd Agar berjalan baik maka perlu di ubah sedikit

#!/bin/sh
#
# dhcpd This shell script takes care of starting and stopping
# dhcpd.
#
# chkconfig: 2345 65 35
# description: dhcpd provide access to Dynamic Host Control Protocol.

# Source function library.
. /etc/rc.d/init.d/functions

# Source networking configuration.
. /etc/sysconfig/network

# Check that networking is up.
[ ${NETWORKING} = "no" ] && exit 0

[ -f /usr/sbin/dhcpd ] || exit 0
[ -f /etc/dhcpd.conf ] || exit 0

# See how we were called.
case "$1" in
start)
# Start daemons.
echo -n "Starting dhcpd: "
/sbin/route add -host 255.255.255.255 dev eth1 2> /dev/null
daemon /usr/sbin/dhcpd eth1
echo
touch /var/lock/subsys/dhcpd
;;
stop)
# Stop daemons.
echo -n "Shutting down dhcpd: "
/sbin/route del -host 255.255.255.255 dev eth1 2> /dev/null
killproc dhcpd
echo
rm -f /var/lock/subsys/dhcpd
;;
restart)
$0 stop
$0 start
;;
status)
status dhcpd
;;
*)
echo "Usage: dhcpd {start|stop|restart|status}"
exit 1
esac

exit 0

Diperlukan penambahan
/sbin/route add -host 255.255.255.255 dev eth1 2> /dev/null
pada saat startup, dan penambahan options eth1 ketika dhcpd dijalankan
agar fungsi DHCP server hanya dapat direquest dari eth1

Menjalankan DHCP
Sebelum mejalankan DHCP pertama kali perlu dibuat dulu file leases kosong

# touch /etc/dhcpd.leases

Jika file startpup diatas telah dibuat jalankan dengan

# /etc/rc.d/init.d/dhcpd start

Atau jalakan manual seperti script diatas. Slesai, untuk setup di Windows sebagai
client maka perlu ditulis server yang memberikan alamat Ip dinamik, dan name server.

Diterjemahkan dari :
http://dcfonline.sfu.ca/ying/linux/dhcpd/index.html


---
eryan12@yahoo.com
http://paucits.itb.ac.id/~eryan

Membangun DHCP Server

DHCP-Dynamic Host Control Protocol
DHCP atau Dynamic Host Control Protocol membolehkan client dalam sebuah network mendapat IP dan maklumat-maklumat lain seperti gateway, DNS server dan WINS server secara automatik apabila dibootkan. Dengan menggunakan DHCP kerja-kerja pengendalian dapat dimudahkan terutamanya apabila melibatkan network yang besar dengan jumlah user yang ramai. Bayangkan jika anda mengendalikan sebuah network yang mengandungi 2000 user, kerja-kerja memasukkan IP dan maklumat-maklumat lain memakan masa yang banyak dan tenaga pekerja yang ramai. Tetapi dengan DHCP kerja-kerja ini dapat dikurangkan dan pengendalian IP dapat dibuat secara berpusat dan terkawal .Kerja-kerja troubleshooting seperti konflik IP amat mudah untuk dikawal kerana IP duplicate tidak akan berlaku.
Jangkamasa IP dan maklumat DHCP kekal bergantung kepada leased time yang ditetapkan. Client DHCP akan cuba memperbaharui maklumat mereka setiap kali tempoh leased mencapai 50% dari tarikh tamat . Ada 4 proses bagi client untuk mendapatkan maklumat DHCP.
i) DHCPDISCOVER Client menghantar broadcasts mesej DHCPDISCOVER pada 255.255.255.255 (seluruh network) dalam network untuk mencari lokasi DHCP server dan IP dan maklumat lain. Client juga menghantar maklumat seperti MAC address dan nama komputer tersebut supaya server mengetahui dari mana datangnya DHCP DISCOVER tersebut.
ii) DHCPOFFER Setelah menerima mesej DHCPDISCOVER tersebut kesemua DHCP server (mungkin ada lebih dari satu DHCP server dalam rangkaian) akan menghantar DHCPOFFER kepada client dengan maklumat-maklumat seperti MAC address client, ip address, subnet mask dan ip address DHCP server tadi. Client akan menerima tawaran pertama yang diterima oleh DHCP server tadi (katakan namanya DHCP server A) dan DHCP server A akan mereserve ip address yang diberi kepada client tersebut supaya tidak digunakan untuk client lain.
iii) DHCPREQUEST. Setelah menerima ip address dari satu DHCP server, client akan menghantar mesej DHCPREQUEST (bersama dengan ip address DHCP server A) kepada semua DHCP server untuk memberitahu bahawa client tersebut telah menerima IP dari satu DHCP server. DHCP lain akan menarik semula tawaran mereka.
iv) DHCPACK Akhir sekali, DHCP server A akan menghantar DHCPACK kepada client dan menghantar maklumat lain seperti gateway dan lain-lain. Apablia DHCPACK diterima oleh client, komunikasi TCP/IP bagi client adalah lengkap dan komunikasi boleh bermula!.
Konfigurasi DHCP dengan Linux
Server
Pada komputer Linux Red Hat 8.0 saya, berikut adalah contoh fail dhcp.conf yang boleh kita dapatkan di /usr/share/doc/dhcp-3.0pl1/dhcpd.conf.sample .
ddns-update-style interim;
ignore client-updates;
subnet 192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 {
# --- default gateway
option routers 192.168.0.1;
option subnet-mask 255.255.255.0;
option nis-domain "domain.org";
option domain-name "domain.org";
option domain-name-servers 192.168.1.1;
option time-offset -18000;
# Eastern Standard Time#
option ntp-servers 192.168.1.1;
# option netbios-name-servers 192.168.1.1;
# --- Selects point-to-point node (default is hybrid). Don`t change this unless# -- you understand Netbios very well# option netbios-node-type 2;
range dynamic-bootp 192.168.0.128 192.168.0.255;
default-lease-time 21600;
max-lease-time 43200; # we want the nameserver to appear at a fixed address
host ns { next-server marvin.redhat.com; hardware ethernet 12:34:56:78:AB:CD;
fixed-address 207.175.42.254; }}

Anda boleh salin fail tersebut dan simpan sebagai /etc/dhcpd.conf
Gunakan arahan
# cp /usr/share/doc/dhcp-3.0pl1/dhcpd.conf.sample /etc/dhcpd.conf
Sebelum anda edit dapatkan maklumat berikut, nilai yang ada di bawah saya jadikan contoh :-
Parameter Nilai Nota
subnet 10.0.11.0 subnet rangkaian anda
netmask 255.255.255.0
option routers 10.0.11.254 Gateway rangkaian anda
option domain-name rangkaian.net Domain rangkaian
option domain-name-servers 10.0.11.2 DNS server

range dynamic-bootp 10.0.11.20 10.0.11.250 Dalam kes ini saya gunakan IP bermula dari 10.0.11.20 dan berakhir dengan 10.0.11.250 untuk client rangkaian saya.
default-lease-time 21600 IP tersebut akan kekal selama 6 jam
max-lease-time 43200 Maksimum akan kekal selama 12 jam
Edit dengan editor pilihan anda dan tukarkan nilai data berikut:-
Berikut adalah contoh /etc/dhcpd.conf yang saya gunakan:-
ddns-update-style interim;
ignore client-updates;
subnet 10.0.11.0 netmask 255.255.255.0 {
# --- default gateway
option routers 10.0.11.254;
option subnet-mask 255.255.255.0;
option domain-name "rangkaian.net";
option domain-name-servers 10.0.11.2;
range dynamic-bootp 10.0.11.20 10.0.11.250;
default-lease-time 21600; max-lease-time 43200;
# we want the nameserver to appear at a fixed address
host win2k {
hardware ethernet 00:D0:59:10:E5:7C;
fixed-address 10.0.11.222;
} }

DHCP

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.

DHCP didefinisikan dalam RFC 2131 dan RFC 2132 yang dipublikasikan oleh Internet Engineering Task Force. DHCP merupakan ekstensi dari protokol Bootstrap Protocol (BOOTP).

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Cara Kerja

Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.

DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.

DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan "penyewaan" alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:

  1. DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
  2. DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
  3. DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
  4. DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.

Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.

Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.

Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.

Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.

[sunting] DHCP Lease

DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai Reservation.

[sunting] DHCP Scope

DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.

[sunting] DHCP Options

DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.

Dalam jaringan berbasis Windows NT, terdapat beberapa DHCP Option yang sering digunakan, yang dapat disusun dalam tabel berikut.

Nomor DHCP Option Nama DHCP Option Apa yang dikonfigurasikannya
003 Router Mengonfigurasikan default gateway dalam konfigurasi alamat IP. default gateway merujuk kepada alamat router.
006 DNS Servers Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server
015 DNS Domain Name Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server yang menjadi "induk" dari DNS Server yang bersangkutan.
044 NetBIOS over TCP/IP Name Server Mengonfigurasikan alamat IP dari WINS Server
046 NetBIOS over TCP/IP Node Type Mengonfigurasikan cara yang digunakan oleh klien untuk melakukan resolusi nama NetBIOS.
047 NetBIOS over TCP/IP Scope Membatasi klien-klien NetBIOS agar hanya dapat berkomunikasi dengan klien lainnya yang memiliki alamat DHCP Scope yang sama.


Repearer,brtdge,router & geteway

Mungkin ada di antara kita sering mendengar atau menggunakan istilah-istilah pada judul di atas. Namun apa beda masing-masing dari istilah itu?

REPEATER (bekerja pada Physical Layer)
Digunakan untuk mengatasi keterbatasan (jarak, kualitas sinyal) fisik suatu segmen jaringan.
Dapat juga digunakan untuk menggabungkan beberapa segmen suatu jaringan yang besar (misalnya Ethernet to Ethernet)
Namun dalam membangun jaringan fisik yang besar, perlu diperhatikan bahwa aturan panjang kabel maksimum tidak dapat dilampaui dengan menggunakan repeater ini. Contohnya, kabel coaxial 50 ohm pada Ethernet hanya bisa total sampai 2,3 km dan batasan ini tidak dapat diatasi dengan menggunakan repeater.
Karena bekerja pada physical layer, repeater tidak dapat menghubungkan misalnya antara protokol data link layer yang berbeda (misalnya Ethernet dengan Token Ring). Hal ini disebabkan karena repeater mempunyai bit korespondensi dengan data link atau network layer.

Hub mempunyai fungsi sebagai repeater, oleh karena itu hub kadang juga disebut sebagai multiport/modular repeater.
Harap diperhatikan, penggabungan dua atau lebih segmen network dengan menggunakan repeater akan mengakibatkan seluruh traffic data akan menyebar ke seluruh jaringan, tanpa memandang apakah traffic data tsb diperlukan atau tidak di seluruh jaringan. Jika jumlah station semakin banyak, dan traffic data sangat tinggi, maka beban pada backbone jaringan tentunya akan menjadi berat. Akhirnya kinerja jaringan akan menurun, dan kelambatan akses akan terasa.
Untuk itulah dalam merancang sebuah network, seorang network administrator memerlukan pengetahuan dan antisipatif terhadap beban jaringan yang akan terjadi.
Pengetahuan tentang topologi fisik, logic, manajemen traffic jaringan, jenis dan karakteristik protocol pada masing-masing physical sampai dengan application layer sangat diperlukan.

BRIDGE - bekerja pada Data Link layer (2)
Bridge mengatur (melalui filtering atau forwarding) frame data per segmen, sehingga jika w/s 1 akan mengirim data ke w/s 2, frame tidak akan diteruskan (forward) ke segmen 2. Hal ini mengakibatkan beban jalur setiap segmen menjadi optimal, dan overhead traffic pada setiap segmen dapat dikurangi.
Sekarang kita bahas mengenai jenis-jenis bridge.
Transparent Bridge
Melakukan bridging antara 2 atau lebih segmen LAN. Jenis bridge ini juga dapat melakukan bridging pada jenis media physical layer yang berbeda (UTP, coax, fiber dll). Pengaturan bridge jenis ini dapat dilihat pada dokumen standar IEEE 802.1D.

Translating Bridge
Adalah jenis bridge yang mampu untuk melakukan bridging antar protocol pada data link layer (contoh Ethernet dengan Token Ring). Dengan demikian terjadi proses konversi jenis frame data dan transmission rate masing-masing protocol. Proses ini dilakukan pada preamble dan FCS (frame check sequence).
Pada bagian lain kita akan membahas pula bagaimana menghitung performance network dalam hubungannya dengan penerapan kedua jenis bridge ini.
Masalah yang ada pada segmentasi Ethernet
Dasar dari dibaginya sebuah network dalam beberapa segmen yang menggunakan bridge mengacu pada rancangan topologi jaringannya. Misalnya dalam sebuah network yang terdiri dari departemen A dan B, maka untuk mengurangi overhead traffic jaringan secara keseluruhan dibuatlah segmen fisik A dan B. Dengan tujuan agar traffic pada segmen A jika tidak diperlukan ke segmen B, benar-benar hanya berlalulalang di segmen A saja.

Telah kita ketahui bahwa bridge melakukan filtering dan forwarding frame pada masing-masing segmen nya yang menimbulkan konsekuensi jika filtering dan forwarding rate menjadi besar maka akan mempengaruhi kinerja jaringan secara keseluruhan.

Teknologi switching hub menjawab permasalahan ini dengan cara kerja sebagai berikut:
Saat sebuah node akan berhubungan dengan node lain yang berbeda segmen, peralatan ini akan menjadi bridge dan membuka sebuah jalur langsung ’sementara’ dengan acuan source dan destination address Ethernet nya.

Switching hub bekerja pada Ethernet MAC (Media Access Control) sublayer.
Setiap port pada hub jenis ini dapat menjamin throughput nya tetap 10 Mbps. Karena jika pada hub non switch, jika terdapat misalnya 8 port Ethernet, maka dalam hitungan mudahnya setiap port akan hanya memperoleh 10 Mpbs / 8 port = 1,25 Mbps.

Switching hub
Switching hub bekerja pada Ethernet MAC (Media Access Control) sublayer.
Diagram hubungan antara OSI dan IEEE 802 standar
MAC = Media Access Control
802.3 - CSMA/CD (di Ethernet)
802.4 - TOKEN BUS
802.5 - TOKEN RING
802.6 - DQDB MAN (Distributed Que Dual Bus Metropolitan Area Network)

Buffering pada switch
Pada switch hub digunakan minimal sebuah CPU dan memory untuk melakukan packet buffering. Sebuah switch mampu menerima semua paket data dalam koneksi yang ada secara serentak. Kemudian paket data diteruskan hanya kepada alamat tujuan (destination address).
Setiap paket berisi dua MAC layer address yaitu alamat pengirim (source) dan tujuan (destination). Switch akan menyimpan dalam sebuah tabel MAC address yang digunakan untuk mencocokan koneksi yang harus dilakukan. Penggunaan tabel ini juga untuk menentukan kemana paket data harus dikirim. Jumlah tabel MAC address biasanya juga terdapat dalam spesifikasi switch, yang dapat mencapai ribuan alamat.
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kapasitas memory dalam switch. Karena perlu diingat pula bahwa bentuk lalu lintas paket data dapat dibagi dua golongan yaitu : peer to peer/point to point dan satu ke banyak koneksi (one to many, misalnya w/s ke server).

Beberapa teknik yang digunakan pada switching hub:
internal bus - pada high end switch -> gigabytes
shared memory / packet bus
memindahkan satu koneksi dalam switch ke koneksi lain

Parameter penting lainnya adalah ukuran packet per second (pps). Sebagai contoh sebuah merk switching hub dapat memproses sampai dengan 150.000 pps pada koneksi 100baseT (fast ethernet) dan 1/10 nya pada koneksi 10baseT.

Metode kerja switching
Cut through, yaitu menentukan route paket yang diterima langsung ke alamat port tujuan. Tentu saja hal ini akan meningkatkan throughput koneksi dan mengurangi latency pengiriman paket. Cara kerjanya adalah, ketika sebuah bagian paket diterima, langsung route dan pengiriman dilakukan ke alamat tujuan. Proses ini tidak dilakukan dengan cara mengumpulkan terlebih dahulu seluruh paket, baru kemudian dikirim. Jika koneksi tujuan sedang digunakan, switch akan menampung paket data yang diterima tsb pada buffer. Dan paket data akan dikirim dari buffer jika koneksi tujuan telah kosong.

Potensi terjadinya network overhead dapat terjadi ketika network digunakan pada aplikasi yang bersifat mem-broadcast paket data, misalnya network games. Switching dapat digunakan
untuk mengatasi masalah ini, melalui pembatasan jalur spt telah diterangkan di atas (lihat juga posting sebelumnya). Adapula switching hub yang dapat diatur pembatasan distribusi paket broadcast ini.

Aplikasi dan disain jaringan dengan switch
Sebuah server yang menangani berbagai workstation, biasanya menggunakan beberapa network interface card (NIC) yang diatur segmentasinya berdasarkan aplikasi jaringannya, misalnya per departemen. Sebagai alternatif lain, cara seperti ini dapat dilakukan pula dengan lebih mudah dan efektif dengan menggunakan switching hub.

Contoh kasus dalam disain:
Dalam skenario di bawah ini, masing-masing workstation masih menggunakan ethernet card 10baseT (10 megabits per second).
Koneksi Fast Ethernet 100baseT digunakan untuk server, sedangkan port lainnya digunakan untuk dihubungkan dengan 2 buah hub 10baseT. File server sesuai dengan fungsinya akan menerima dan mengirim data pada rate yang sangat tinggi, sedangkan workstation akan mengirim paket data dengan kemungkinan (probabilitas) tanpa terjadinya collision. Skenario seperti ini biasanya akan memperbaiki kinerja jaringan secara keseluruhan. Mengapa? Karena jika segmen jaringan mempunyai kapasitas yang sama, throughput dari switch hub ke file server masih lebih tinggi dibandingkan dengan hub pada level di bawahnya. Dan switch dapat secara langsung melakukan routing packet dalam segmen fisik jaringan secara lebih cepat.

Switch dan Virtual LAN (VLAN)
Teknik switching hub yaitu melakukan routing packet Ethernet berdasarkan source dan destination address nya.
Mengapa diperlukan segmentasi atau partisi dalam jaringan? Pertimbangannya adalah : 1) Keamanan (security), 2) Kinerja jaringan.
Security diperoleh dari pembatasan akses ke suatu server dengan pembatasan routing paket data. Kinerja dapat dipertahankan dengan mengatur routing packet, khususnya broadcast packet dalam suatu VLAN.

Lalu bagaimanakah menggabungkan keduanya dalam suatu skema yang simpel yang juga memudahkan topologi fisik suatu jaringan? Teknik VLAN dapat diterapkan untuk ini, karena VLAN dapat membuat suatu segmentasi logic dalam suatu jaringan.
VLAN dapat melakukan partisi/segmentasi dengan dua cara yaitu berdasarkan nomor port pada switching hubnya atau alamat MAC dari workstation-nya.
Perlu diketahui bahwa TIDAK semua switching hub dapat melakukan VLAN, apalagi jika beberapa switching hub saling dihubungkan. Walaupun dari merk yang sama, ada atau tidaknya kemampuan ini perlu diteliti terlebih dahulu.

Kapan menggunakan switch dan router?
Kapan menggunakan switch dan router adalah pertanyaan yang selalu menggelitik bagi para network manager dalam merancang suatu jaringan. Rangkaian tulisan ini mencoba mengupas secara gamblang tentang berbagai aspek yang menyangkut penggunaan switching hub dan router.

Perbedaan mendasar antara switch versus router dan bridge adalah router dan bridge menggunakan metode ’store and forward’. Sedangkan switch bekerja dengan cara on the fly switching. Router mengambil seluruh paket sebelum paket tersebut diteruskan ke tujuan. Metode store and forward membawa seluruh frame data ke dalam peralatan, yang kemudian di-buffer untuk dalam sebuah satuan waktu. Akan lebih jelas jika kita memperhatikan TCP/IP layers, seluruh frame header akan melewati layer data link kemudian dibawa ke layer di atasnya yaitu network layer untuk diketahui tipe dari frame nya. Baru kemudian diteruskan ke alamat network yang dituju melalui data link layer kemabli. Proses ini berlaku untuk seluruh frame yang melintas di router.

Lain halnya dengan switch yang hanya mengambil 20 byte pertama dari sebuah frame. Karena switch tidak mengambil seluruh frame, namun hanya pada alamat tujuan (destination address) sebelum meneruskan frame tersebut ke alamat tujuan, maka network latency atau jeda (delay) yang terjadi akan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan router.

Secara kalkulatif, per frame mempunyai delay selama 30 microsecond menuju dan keluar dari switch. Untuk bridge dan router, latency yang ditimbulkan dapat mencapai lebih dari 2000 microsecond per frame untuk dapat melakukan koneksi pada secara timbal balik.

Untuk menentukan cara apakah yang akan dipakai, diperlukan perencanaan yang matang khususnya dalam menganalisis volume lalu-lintas data dalam LAN dan WAN (lihat seri tulisan ini berikutnya mengenai cara menghitung estimasi volume traffic pada jaringan). Apalagi jika jaringan akan digunakan untuk keperluan Intranet yang mempunyai banyak workstation/client dengan berbagai aplikasi termasuk multimedia, sudah barang tentu traffic dalam jaringan LAN akan menjadi sangat besar. Dengan demikian potensi terjadinya latency atau delay juga akan semakin besar. Akhirnya kinerja jaringan secara keseluruhan akan tidak optimum dan end-user akan mengatakan bahwa aksesnya lambat!

Perlu juga digarisbawahi bahwa switch dapat memecahkan masalah jika memang masalah disebabkan oleh bottleneck jaringan khususnya pada layer data link. Karena lambatnya akses data/informasi pada jaringan sangat mungkin juga disebabkan oleh faktor kinerja dari server, disk atau aplikasinya.

Cara kerja switch
Jika akan menggunakan switching hub, diperlukan beberapa informasi dasar untuk menentukan pilihan switch, yaitu dengan mengetahui cara kerjanya.

- Cut through
Yaitu menentukan route paket yang diterima langsung ke alamat port tujuan. Tentu saja hal ini akan meningkatkan throughput koneksi dan mengurangi latency pengiriman paket. Pengiriman dilakukan tanpa terlebih dahulu mengumpulkan seluruh paket. Tetapi ketika alamat tujuan diketahui, langsung route dan pengiriman dilakukan ke alamat itu. Untuk satu paket Ethernet (1518 byte) proses ini memerlukan waktu hanya selama 40 microsecond. Dalam keadaan koneksi tujuan sedang digunakan, switch akan menampung paket data yang diterima untuk dimasukkan ke dalam buffer. Dan paket data akan dikirim dari buffer jika koneksi tujuan telah kosong.

- Store and forward
Cara kerjanya dilakukan dengan mengumpulkan seluruh paket hingga lengkap ke dalam memory switch dan melakukan pemeriksaan kesalahan dengan metode CRC (Cyclic Redundancy Check). Waktu yang diperlukan untuk melakukan proses untuk setiap paket Ethernet adalah 1,2 milidetik. Karena diperlukan memory yang cukup, ada potensi terjadinya latency dalam store and forward switch ini yang disebabkan oleh penuhnya memory yang ada untuk menampung seluruh paket dan tabel dari ntwork address.

Walaupun cara cut through akan mengurangi terjadinya latency, tetapi konsekuensinya, paket data yang rusak juga akan juga sampai ke alamat tujuan. Kebalikannya, hal ini tidak terjadi pada store and forward switch.

Dari kedua cara di atas, ada pula switch yang menggabungkan kedua cara tsb yang disebut hybrids. Pada saat awal menggunakan cara cut through switching, dan melakukan pemeriksaan CRC, kemudian menghitung jumlah error yang ada. Jika jumlah error telah sampai pada batas tertentu, switch akan bekerja dengan cara store and forward sampai dengan kondisi jumlah error telah berkurang. Selanjutnya switch akan kembali bekerja dengan cara cut through. Cara termudah untuk mengetahui adanya kemampuan ini adalah dengan melihat ada atau tidaknya keterangan threshold detection atau adaptive switch dalam spesifikasi teknisnya.

Layer 3 Switching (L3S)
Layer 3 switching atau IP switching yang diperkenalkan tahun 1997 adalah teknologi Ethernet switching yang menggunakan informasi IP address untuk menyeleksi dan menentukan jejak data dalam network.

Packet switching throughput dapat mencapai jutaan paket per detik (pps.) Secara hardware, router biasa mengandalkan kemampuan mikroprosesor dari mesin yang digunakan. Sedangkan Layer 3 switch menggunakan application-specific integrated circuit (ASIC) yang dapat menghasilkan thoroughput lebih tinggi.

Untuk mencapai unjuk kerja maksimum, selain penggunaan Layer 3 switching juga diperlukan faktor lain yaitu route processing dan intelligent network.

Referensi:
Susan Biagi, Switching VS Routing, STACK, The Network Journal For VARS and Integrators,
Juli 1994, hal 13.
Stuart Hamilton, Cisco Manager of Enterprise Network Design, Layer 3 Switching - Looking beyond Performance, Packet ™ Magazine Archives, Third Quarter 1998
Ed Mier, Rob Smithers, Tom Scavo, Bob Neubaum, Business Communication Review, Layer 3 Switches–Ready to Route Volume 28, Number 10 October 1998, hal 34-40.

Rabu, 19 September 2007

WHO I AM ?

Assalamu alaikum
Haiii friend my name Nita yunita but you cant call me Nita forshot,aku lahir di kuningan tgl 15 juni 1990.tinggal di jln.tomik rt 16 rw 03 ds.jalaksana kec.jalaksana kab.kuningan,,,,aku bersekolah smk di kuningan....Alhamdulilah dengan dukungan mereka semua aku bisa jadi seperti sekarang,,,,
MY SPECIAL thanksss........
Oh my GOD!!Unbelivable
makasih ya ALLAH atas semua rahmat dan hidayahmu yang tiada berkesudahan,tanpamu aku bukan siapa-siapa,makasih juga buat "ayah bundaku"tercinta yang telah mengurus dan membesarkanku dalam keadaan keluarga yang cukup harmonis.Thanks for my friend and teacher.who always be knigh...."GUE JUGA"...Thanks for my something yang slalu buat hidupku yang kaya mentari kadang-kadang bersinar kadang pula meredup terhalang awan mendung dan yang pasti BIG thanks buat kamu semua yang lagi baca blogspotku ini.mungkin sampai di sini my biodataku.bagi yang pada mau lebih kenal aku kalian tinggal kirim z e-mail ke nitha_sweaty@yahoo.co.id...

Wassalam......


Album sweet my friend and Me


Ehmm..Ehmm..Ceritanya bergaya nieeeeeee
mae,,,,,,suci,,,,,tika

inilah foto kami waktu habis renang disanggariang

mukanya kurang cerah broooow.
mezti di cat ulang ya,,,,he...he...he...







Duuuuch pada sooo manieeeez teh,,,
senyumnya ko ketutup semua ceeee buka doonkzzz,


sooo SWEET yaaaaa....
ini foto aku sama teman sebangku
pada cantik-cantik yaaa.....
heeeeeeee



ni temen aku namanya RITA....
Ayooo donk berfosee...dikit...zzzz